" jadikan menulis untuk menghibur diri dan menghilangkan kesedihan serta saling berbagi "

Sabtu, 03 Agustus 2013

Nama sorga dan neraka



Nama Surga dan Neraka


Tingkatan dan nama-nama syurga ialah :-

SURGA FIRDAUS

SURGA FIRDAUS: surga yang diperuntukan bagi orang yang khusyuk sholatnya, menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah ke_18
(Al Kahfi, ayat 107)


innalladziina aamanuu wa'amiluu shshaalihaati kaanat lahum jannaatu lfirdawsi nuzulaa

"sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh bagi mereka adalah 'surga firdaus menjadi tempat tinggal".

dan surahke_23
(Al Mu’minuun, ayat 9-11).

walladziina hum 'alaa shalawaatihim yuhaafizhuun

[23:9] dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.

ulaa-ika humu lwaaritsuun

 [23:10] Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi

alladziina yaritsuuna lfirdawsa hum fiihaa khaaliduun


[23:11] (ya'ni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.


SURGA ‘ADN

SURGA ‘ADN: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah

(An Nahl:30-31),


waqiila lilladziina ittaqaw maatsaa anzala rabbukum qaaluu khayran lilladziina ahsanuu fii haadzihi ddunyaa hasanatun waladaaru l-aakhirati khayrun walani'ma daaru lmuttaqiin

[16:30] Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,


jannaatu 'adnin yadkhuluunahaa tajrii min tahtihaa l-anhaaru lahum fiihaa maa yasyaauuna kadzaalika yajziillaahu lmuttaqiin

[16:31] (yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa,


benar-benar beriman dan beramal shaleh (Thaha:75-76),


waman ya/tihi mu/minan qad 'amila shshaalihaati faulaa-ika lahumu ddarajaatu l'ulaa

[20:75] Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia),


jannaatu 'aadnin tajrii min tahtihaa l-anhaaru khaalidiina fiihaa wadzaalika jazaau man tazakkaa

[20:76] (yaitu) syurga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).

banyak berbuat baik (Fathir: 32-33),


tsumma awratsnaa lkitaaballadziina isthafaynaa min 'ibaadinaa faminhum zhaalimun linafsihi waminhum muqtashidun waminhum saabiqun bilkhayraati bi-idznillaahi dzaalika huwa lfadhlu lkabiir

[35:32] Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. 

jannaatu 'adnin yadkhuluunahaa yuhallawna fiihaa min asaawira min dzahabin walu/lu-an walibaasuhum fiihaa hariir

[35:33] (Bagi mereka) syurga 'Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera.

sabar, menginfaqkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan

(Ar-Ra’ad:22-23)


walladziina shabaruu ibtighaa-a wajhi rabbihim wa-aqaamuu shshalaata wa-anfaquu mimmaa razaqnaahum sirran wa'alaaniyatan wayadrauuna bilhasanati ssayyi-ata ulaa-ika lahum 'uqbaa ddaar

[13:22] Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
  
jannaatu 'adnin yadkhuluunahaa waman shalaha min aabaa-ihim wa-azwaajihim wadzurriyyaatihim walmalaa-ikatu yadkhuluuna 'alayhim min kulli baab

[13:23] (yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;

SURGA NAIM

SURGA NAIM: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah dan beramal shaleh. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah
(Luqman, ayat 8)


Innalladziina aamanuu wa'amiluu shshaalihaati lahum jannaatu nna'iim

[31:8] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh keni'matan,
dan (Al Hajj, ayat 56)


almulku yawma-idzin lillaahi yahkumu baynahum falladziina aamanuu wa'amiluu shshaalihaati fii jannaati nna'iim

[22:56] Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam syurga yang penuh keni'matan.

SURGA MA’WA

SURGA MA’WA: surga yang diperuntukan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah
(An Najm: 15),


indahaa jannatu lma/waa 

    [53:15] Di dekatnya ada syurga tempat tinggal,       

beramal shaleh (As Sajdah: 19)


ammaalladziina aamanuu wa'amiluu shshaalihaati falahum jannaatu lma/waa nuzulan bimaa kaanuu ya'maluun

[32:19] Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan

, serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsu

(An Naziat : 40-41)


wa-amaa man khaafa maqaama rabbihi wanahaa nnafsa 'ani lhawaa

[79:40] Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,

fa-inna ljannata hiya lma/waa

[79:41] maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).


SURGA DARUSALAM

SURGA DARULSALAM : surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat imannya dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah serta beramal shaleh.
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,
(QS. AL AN’AAM :127)


lahum daaru ssalaami 'inda rabbihim wahuwa waliyyuhum bimaa kaanuu ya'maluun

“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.”

SURGA DARUL MUQAMAH

SURGA DARUL MUQAMAH : surga yang diperuntukkan bagi orang yang bersyukur kepada Allah. Kata Darul Muaqaamah berarti suatu tempat tinggal dimana di dalamnya orang-orang tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-orang yang bersyukur sebagaimana yg disebutkan di dalam surat (Faathir ayat 35).


alladzii ahallanaa daara lmuqaamati min fadhlihi laa yamassunaa fiihaa nashabun walaa yamassunaa fiihaa lughuub

[35:35] Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu".

SURGA AL MUQAMUL AMIN

SURGA MUQAMUL AMIN : surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman
(Ad Dukhan, ayat 51)


inna lmuttaqiina fii maqaamin amiin

[44:51] Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,

SURGA KHULDI

SURGA KHULDI : surga yang diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya (orang-orang yang bertakwa). Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang Telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?” dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?”
(Al Furqaan, ayat 15)

qul adzaalika khayrun am jannatu lkhuldillatii wu'ida lmuttaquuna kaanat lahum jazaa-an wamashiiraa

[25:15] Katakanlah: "Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?" Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?".

Sedangkan tingkatan dan nama-nama neraka adalah :-

1.         Neraka Jahannam

NERAKA JAHANAM: Neraka tempat penyiksaan itu kemudian banyak disebut orang dengan nama jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Al-Qur’an surah
(Al Hijr, 43-44).


wa-inna jahannama lamaw'iduhum ajma'iin

[15:43] Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.

(An-Nisa: 169)


illaa thariiqa jahannama khaalidiina fiihaa abadan wakaana dzaalika 'alaallaahi yasiiraa

“Bahwasanya orang-orang kafir dan orang aniaya itu tidak akan diampuni Allah, dan tidak pula ditunjuki jalan, melainkan jalan ke Neraka Jahannam. Mereka kekal dalam neraka itu selama-lamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah”

2.         Neraka Jahiim

NERAKA JAHIM adalah neraka sebagai tempat penyiksaan atas orang-orang musyrik atau orang-orang yang menyekutukan ALLAH, maka sesembahan mereka akan datang untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi (bangsa Hindu) maka sapi yang akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut sebagai dosa yang paling besar menurut ALLAH, karena syrik berarti mensekutukan ALLAH atau menganggap ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat ALLAH. Syirik dapat pula berarti menganggap ada Tuhan lain selain ALLAH. Dalam Al-Qur’an terdapat pada
surah (As-Syu’araa, ayat 91),


 waburrizati ljahiimu lilghaawiin

[26:91] dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat",

(Asy-Syu’ara’)dan (Surah As-Saffat)

3.         Neraka Hawiyah

NERAKA HAWIYAH: diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya, yaitu mereka yang selama hidup di dunia mengerjakan kebaikan bercampur keburukan. Orang muslim laki-laki maupun perempuan yang perbuatan sehari- harinya tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka Hawiyah sebagai tempat tinggalnya. Mereka ini yaitu orang yang tidak mau menerima syariat Islam, tidak mau memakai jilbab (bagi wanita), memakai sutra dan emas (bagi lak- laki), mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan lain sebagainya. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah
(Al-Qori’ah ayat 8-11)


wa-ammaa man khaffat mawaaziinuh

[101:8] Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

faummuhu haawiya

[101:9] maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

wamaa adraaka maa hiya

[101:10] Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

naarun haamiya

[101:11] (Yaitu) api yang sangat panas.

4.         Neraka Wail

NERAKA WAIL disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-dosa mereka.
Surah (Al-Tatfif) dan (Surah At-Tur).

Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muthaffifin, ayat 1-3)


waylun lilmuthaffifiin

[83:1] Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, 

alladziina idzaa iktaaluu 'alaa nnaasi yastawfuun

[83:2] (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,

wa-idzaa kaaluuhum aw wazanuuhum yukhsiruun

[83:3] dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.


5.         Neraka Sa'iir

NERAKA SAIR diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak yatim. Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Sehingga kafir dapat diartikan menolak adanya ALLAH atau dengan membantah perintah ALLAH dan Rasul-NYA.
Jadi manusia kafir itu terdiri dari:
Orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau membaca syahadat.
Orang Islam yang tidak mau shalat.
Orang Islam yang tidak mau puasa.
Orang Islam yang tidak mau berzakat. 
Didalam Al-Qur’an terdapat pada
(An-Nisa’ ayat 10)

,
Innalladziina ya/kuluuna amwaala lyataamaa zhulman innamaa ya/kuluuna fii buthuunihim naaran wasayashlawna sa'iiraa

 [4:10] Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

(Al-Mulk ayat 5)


walaqad zayyannaa ssamaa-a ddunyaa bimashaabiiha waja'alnaahaa rujuuman lisysyayaathiini wa-a'tadnaa lahum 'adzaaba ssa'iir

[67:5] Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

(Al-Mulk ayat 10)

waqaaluu law kunnaa nasma'u aw na'qilu maa kunnaa fii ash-haabi ssa'iir

[67:10] Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". 

(Al-Mulk ayat 11)

fa'tarafuu bidzanbihim fasuhqan li-ash-haabi ssa'iir

[67:11] Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.

6.         Neraka Ladhaa

NERAKA LAZZA: neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepalanya.

(QS:70. Al Ma´aarij 15)


kallaa innahaa lazhaa

[70:15] Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak,

(Al Ma´aarij 16 )

nazzaa'atan lisysyawaa

[70:16] yang mengelupas kulit kepala,

(Al Ma´aarij 17 )

tad'uu man adbara watawallaa

[70:17] yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama),

(Al Ma´aarij 18 )

wajama'a fa-aw'aa

 [70:18] serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya

7.         Neraka Saqar

NERAKA SAQAR adalah tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang mendustakan (tidak mentaati) perintah ALLAH dan Rasulullah. Mereka mengetahui bahwa ALLAH sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam api adalah hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalamAl-Quran Surah
(Al-Muddatsir ayat 26-27,42)


saushliihi saqar

[74:26] Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.

wamaa adraaka maa saqar

 [74:27] Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?

maa salakakum fii saqar

[74:42] "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"


8.         Neraka Hutomah

NERAKA HUTHAMAH: itu disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka ALLAH membalas dengan menyiksa mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka. Serta membakar mereka semau yang ALLAH mau. NERAKA HUTHAMAH disediakan untuk gemar mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka serakah tidak mengeluarkan zakat hartanya dan mencela menghina orang-orang miskin. Maka di Huthamah harta mereka dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia pengumpat pengumpul harta.
Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Humazah)


* sumber info *

Sumber: http://juztben.blogspot.com/2013/01/macam-macam-surga-neraka-beserta.html
http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/?&m=about

Wallahu a’lam bish-shawabi

" jadikan menulis untuk menghibur diri dan menghilangkan kesedihan serta saling berbagi "

»»  READMORE...

Kamis, 01 Agustus 2013

doa-sayyidul-istighfar



doa-sayyidul-istighfar



Allohumma anta robbii laa ilaha illa anta kholaqtanii, wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu, a’udzubika min syarrimaa shona’tu, abuu ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu ulaka bidza(n)bii faghfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.

“Yaa Allah... Engkaulah Rabb-ku...Tidak ada satupun tuhan yang berhak diibadahi melainkan Engkau... Engkaulah yang telah menciptakanku... Dan aku adalah hamba-Mu...Dan aku di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu semampuku... Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku lakukan...Aku mengakui ni’mat-Mu kepadaku...Dan mengakui dosaku (kepada-Mu)...Maka ampunkanlah aku... Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.”


Makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka. Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar atau raja istighfar), yang demikian itu karena  melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.
Maka barang siapa yang mengucapkannya di waktu pagi dan meyakininya, lalu dia mati pada harinya itu sebelum petang, maka dia termasuk penghuni Surga. Dan barang siapa yang mengucapkannya di waktu petang dengan meyakininya, lalu dia mati pada harinya itu sebelum pagi, maka dia termasuk penghuni Surga.”

Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6306 dan 6323)

Rekan-rekan yang di rahmati Allah swt,marilah kita hapalkan,pelajari dan kita hapalkan dan tentu saja jangan lupa kita baca pagi dan petang,semoga kita semua mendapatkan rahmat dan keridhaan dari
Allah subhanahu wa ta'ala
Subhanallah

* sumber info *

http://khazanahislamku.blogspot.com/2013/02/doa-sayyidul-istighfar.html



Wallahu a’lam bish-shawabi

" jadikan menulis untuk menghibur diri dan menghilangkan kesedihan serta saling berbagi "



»»  READMORE...

Rabu, 31 Juli 2013

Uwais Al Qarni



Uwais Al Qarni, Terkenal Di Langit

ALMUSLIMUN - Pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.
Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.
Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau. Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.
Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.
Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”
Betapa gembiranya hati Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

Uwais Ai-Qarni Pergi ke Madinah
Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.
Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.
Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.
Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”
Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”
Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?
Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.
Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.
Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.
Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan do'a dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta do'a pada kalian.”
Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Seperti yang dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena Ketika Uwais Al-Qarni Wafat
Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.
Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”
Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.
 Subhanallah

Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan, semoga bermanfaat.
 Melangkah Bersama Menuju Mardotillah.
Wassalam

* Sumber info  *

http://almuslimun.yu.tl/uwais-al-qarni-terkenal-di-langit.xhtml

Wallahu a’lam bish-shawabi

" jadikan menulis untuk menghibur diri dan menghilangkan kesedihan serta saling berbagi "

»»  READMORE...