Bersegera Meraih Ampunan Allah
“Dan bersegeralah kalian
kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada surga yang luasnya seluas
langit-langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,”
[Q.S. Al Imran:133].
Hidup ini hanya sesaat, ajal setiap
waktu akan menjemput dan akhir perjalanan yang semakin dekat. tiada bekal yang
bermanfaat kecuali amalan shalih dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Seorang
muslim yang cerdas selalu giat dan semangat dalam ketaatan kepada-Nya. Apalagi
kenikmatan dunia yang sesungguhnya adalah azab, keindahannya yang sebenarnya
semu dan menipu serta kedamaiannya yang penuh fitnah syahwat dan syubhat.
Fitnah syahwat berupa godaan materi dunia dan fitnah syubhat berupa kerancuan
dalam memahami agama.
Rasulullah ` bersabda yang artinya,
“Manisnya dunia adalah
pahitnya akhirat dan pahitnya dunia adalah manisnya akhirat.”
[H.R. Al Hakim dari shahabat Abu Malik Al
Asy’ari z dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahih At-Targhib].
Pada urusan seperti inilah seorang
muslim sejati benar-benar berupaya dengan segenap tenaga. Apalagi dalam ayat
yang lain Allah menegaskan yang artinya,
“Berlomba-lombalah
kalian dalam kebaikan.”
[Q.S. Al Baqarah:148].
Marilah kita perhatikan Rasulullah `
bersabda dalam sebuah hadits beliau yang artinya, “manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara, masa mudamu
sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang sakitmu, masa kayamu
sebelum datang kemiskinanmu, waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu, dan hidupmu
sebelum datang kematianmu.”
[H.R. Al Hakim dari shahabat Amr bin
Maimun z, dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’].
Akhirnya menjadi sesal berkepanjangan
yang tiada berguna. Rasulullah ` pun telah mewanti-wanti Abdullah bin Umar
zyang artinya,
“Wahai Ibnu Umar,
apabila engkau berada pada waktu pagi janganlah terbersit dalam jiwamu untuk
menunggu waktu sore, apabila engkau berada pada waktu sore janganlah terbersit
dalam jiwamu untuk menunggu waktu pagi. Ambillah waktu sehatmu sebelum sakitmu
dan waktu hidupmu sebelum matimu karena engkau tidak tahu wahai Abdullah siapa
namamu besok (masih
hidup atau tidak, pen.).”
[H.R. At Tirmidzi dishahihkan Syaikh Al Albani
dalam Shahih At-Targhib].
Apalagi fitnah syahwat dan syubhat
mengepung kita. Seolah kerumunan serigala lapar yang mengintai menunggu lengah.
Sedetik kita lalai, nyawa sebagai taruhan. Dalam sabdanya, Rasulullah `
memperingatkan kita yang artinya,
“Bersegeralah kalian
beramal. (Karena) banyak sekali fitnah (yang datang silih berganti) seperti
potongan malam yang gelap. (Sehingga) pada pagi hari seseorang masih beriman,
sore harinya telah kafir. Dan seseorang yang pada pagi harinya kafir, sore
harinya telah beriman (karena) menjual agamanya dengan bagian yang sedikit dari
dunia.”
[H.R. Muslim dari shahabat Abu Hurairah z].
Subhanallah…inilah nasihat Rasul yang mulia `,
beliau manusia yang paling mengerti hakikat dunia dan fitnahnya telah
memperingatkan kita. Bahwa berbagai godaan dan cobaan mengitari kita yang
datang silih berganti seolah potongan malam, semakin lama bertambah gelap
semakin pekat. Demikian pula fitnah-fitnah itu datang terus menerus semakin
besar bertambah dahsyat. Beliau ` gambarkan sampai-sampai manusia mengorbankan
sesuatu yang paling berharga yaitu agamanya karena terlena larut dalam fitnah
tersebut.
Demi Allah, sabda beliau ` adalah kebenaran. Berbagai fitnah ada di
sekililing kita mengancam jiwa. Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk
menajamkan kepekaan kita untuk mendeteksi fitnah tersebut kemudian melawan dan
melakukan proteksi. Dengan menuntut ilmu agama, mencari kebenaran, dan memahami
tujuan hidup kemudian mengamalkannya. Maka Rasulullah ` pun memberikan
bimbing kepada kita untuk bersegera beramal shalih dan terus beramal.
Ya,
. Terus berusaha dalam mempertahankan
ketaatannya, memperbaiki keikhlasan dan keilmuaannya. Wujud takwa inilah yang
mengantarkan kepada surga yang luasnya langit-langit dan bumi. Di sanalah
kehidupan hakiki, kebahagiaan yang tiada berakhir.
Rasulullah ` bersabda yang artinya, “Allah
berfirman,
‘Telah
Aku persiapkan untuk hamba-Ku yang shalih (kenikmatan) yang tidak pernah
dilihat oleh Mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah pula
terbersit dalam qalbu seorangpun.’”
[H.R. Al Bukhari dari shahabat Abu Hurairah
z].
Semoga Allah senantiasa menunjukkan
kepada kita jalan-Nya yang lurus kemudian mengkaruniakan kepada kita taufik-Nya
untuk meniti jalan tersebut sehingga akan mengantarkan kita kepada keridhaan
dan surga-Nya.
Amiin. Allahu alam.
http://tashfiyah.net/2012/01/meraih-ampunan/
" jadikan menulis untuk menghibur diri dan menghilangkan kesedihan serta saling berbagi "
http://wwwtopik.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar