Kerendahan Hati dan mengakui kelemahan diri
Maulana Syaikh Muhammad Nazhim
Adil al-Haqqani
dalam Mercy Oceans (Book Two)
Abu Bakar
ash-Shiddiq ra mempunyai derajat tertinggi di antara semua ummat setelah
Rasulullah saw. Beliau adalah orang yang
paling benar dan jujur dalam iman dan keyakinannya. Rasulullah bersabda, “Jika iman seluruh ummatku ditimbang dengan imannya Abu Bakar ra, maka
imannya Abu Bakar akan lebih berat.”
Tetapi
Abu Bakar berkata kepada dirinya, “Wahai
Shiddiq yang tidak patuh, dalam pandanganku, apapun yang mereka katakan, kamu
harus bertaubat dan memohon ampun.” Di
mana kita ketika memandang diri kita sendiri? Derajat terendah adalah derajat yang tertinggi.
Abu Yazid berkata, “Tak seorang pun dapat mencium realitas iman kecuali dia memandang
level egonya lebih buruk daripada Fir’aun, Namrud, Setan dan Abu Jahal.”
Kita
mungkin akan berkata, “Baiklah, Aku terima.Aku memang seperti itu, egoku yang
terburuk.” Tetapi ada sejumlah ujian
untuk itu. Jika ada yang memanggil kita
dengan sebutan, “Hei Keledai!” kemudian kita merasa geram kepada mereka dan
menyahut, “apa!”, berarti kita telah membuktikan bahwa kita memang keledai.
Menghormati
semua orang adalah tugas kita, ini adalah ajaran agama kita. Jalan Sufisme yang sejati memerintahkan kita
untuk menghormati semua orang. Seseorang bisa saja tidak peduli dalam jalannya
atau mempunyai karakter yang tidak baik dan bisa jadi akan menyerangmu. Kalian tidak perlu untuk turun ke tingkatannya
dan berkelahi dengannya.
Syaikh
Saadi Syirazi, seorang penyair Sufi bercerita dalam suatu kisah. Suatu ketika ada seseorang yang digigit
seekor anjing. Dia tidak bisa tidur
semalaman karena kesakitan. Anaknya
bertanya apa yang telah menimpa dirinya. Dia berkata “Hari ini seekor anjing menggigitku,”
anak itu bertanya, “Mengapa engkau tidak menggigitnya kembali?” “Oh anakku, Aku bisa saja menahan sakitku,
tetapi Aku tidak akan menjadi anjing seperti dia.”
Ketika
kita menerima bahwa ego kita bagaikan binatang buas, kalian tidak akan marah
dengan siapa pun. Itu adalah kerendahan
hati dan merupakan dasar bagi pembangunan karakter baik.
Karena
seorang bayi menerima kelemahannya secara total, Allah Swt menunjuk begitu
banyak hamba untuk menjaganya. Tetapi
ketika dia mulai tumbuh dan merasa mempunyai kekuatan, hamba-hamba itu mulai
menyingkir. Kemudian dia belajar bahwa pandangan mengenai dirinya ini tidak
benar, sebenarnya dia sangat membutuhkan orang lain.
Bagi
orang yang menyadari bahwa dia memerlukan pertolongan, Allah mengirim
pertolongan kepadanya dari segala penjuru.
Setiap orang yang memohon dengan serius akan mencapai sasarannya.
Wa min Allah at Taufiq
arief hamdani
http://mevlanasufi.blogspot.com
________________________________________________________________________
Yahoo! Messenger - Communicate
instantly..."Ping"
your friends today! Download
Messenger Now
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html
Wallahu a’lam bish-shawabi
" jadikan menulis untuk menghibur diri dan menghilangkan kesedihan serta saling berbagi "
" jadikan menulis untuk menghibur diri dan menghilangkan kesedihan serta saling berbagi "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar